Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Jl. Raya Kaligawe KM. 4 Semarang,
Telp. 024-6580019,
Website : www.rsisultanagung.co.id, E-mail : rs@rsisultanagung.co.id
Demam berdarah (DB), demam berdarah dengue (DBD), dengue fever (DF) atau dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue, yang menyebabkan penderitanya mengalami pendarahan. Penularan dilakukan oleh nyamuk Aedes Aegypti, nyamuk rumah yang suka menggigit di siang hari. Jika tidak ditangani dengan benar, demam berdarah dapat menyebabkan kematian, khususnya pada anak-anak. Wabah demam berdarah sering terjadi ketika musim hujan dan beberapa waktu setelah musim hujan selesai – karena terdapat banyak genangan air, yang dibutuhkan untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes.
PENYEBAB & PERANTARA
Ada 4 jenis virus dengue, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Sekali terinfeksi oleh virus dengue (misal: DEN-1), kita akan kebal seumur hidup terhadap virus tersebut. Namun virus dari jenis yang berbeda (misal: DEN-2 atau DEN-3) akan tetap dapat menginfeksi, karena tidak ada kekebalan silang terhadap jenis yang lainnya. Jadi jika seseorang menderita demam berdarah 2 kali, maka bisa dipastikan virus penyebabnya adalah dari jenis yang berbeda.
Seseorang dapat terinfeksi virus dengue karena gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang sudah terinfeksi. Nyamuk ini mendapat virus ketika menggigit penderita yang terinfeksi.
TANDA & GEJALA
- Demam tinggi hingga 40,5
- Nyeri sendi dan otot
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Jumlah trombosit turun hingga <>
Turunnya trombosit ini yang menyebabkan pendarahan di bawah kulit atau di organ dalam. Pendarahan di bawah kulit ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah, sedang pendarahan di organ dalam dapat menyebabkan penderitanya meninggal karena kekurangan darah.
Munculnya bintik-bintik merah di bawah permukaan kulit dapat dites dengan uji torniquet, yaitu menjepit pembuluh darah di lengan seperti yang dilakukan ketika anda mengukur tekanan darah. Pada kasus yang parah tanpa uji torniquet pun bintik-bintik merah sudah terlihat. Bintik ini muncul karena darah kekurangan trombosit, yaitu komponen yang berfungsi merangsang terjadinya pembekuan darah. Bintik-bintik merah umumnya muncul 3-4 hari setelah demam pertama kali muncul.
PENCEGAHANCara yang paling efektif mencegah demam berdarah adalah dengan memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
Caranya :
- Menguras bak mandi dan tempat penampungan air lainnya seminggu sekali.
- Menghilangkan genangan air akibat hujan, misal: di pot tanaman, ember.
- Bila perlu taburkan bubuk Abate untuk membunuh telur nyamuk yang ada di bak mandi / tempat penampungan air.
- Melakukan pengasapan di siang hari untuk membunuh nyamuk yang sedang bersembunyi di tanaman / pekarangan atau di dalam rumah.
- Mengubur atau membuang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, misal: ember, panci, pot, dll.
- Menjaga kebersihan selokan agar air tetap mengalir dan tidak tergenang, sehingga nyamuk tidak dapat meletakkan telurnya.
Cara lainnya adalah dengan mencegah nyamuk menggigit anda. Caranya :
- Memasang kawat nyamuk pada lubang ventilasi maupun jendela rumah.
- Mengunakan pembasmi serangga semprot atau elektrik di dalam rumah.
- Memakai baju lengan panjang dan celana panjang.
- Mengoleskan lotion penolak nyamuk ( Hurix, Autan, Soffell ) pada bagian tubuh yang tidak terlindungi pakaian.
PENGOBATAN
Pengobatan bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi yang fatal. Pengobatannya mencakup :
- Penurun demam ( Tempra, Panadol ) : perlu diminum setiap 4 jam karena serangan demamnya hebat. Asam asetil salisilat dan ibuprofen sangat tidak dianjurkan, karena dapat memperburuk kondisi kekurangan trombosit.
- Cairan elektrolit atau infuse cairan pengganti : untuk mengganti cairan tubuh yang hilang karena demam. Ini terutama dbutuhkan oleh anak-anak, yang komponen terbesar tubuhnya adalah air.
- Obat antiradang : untuk mengatasi nyeri sendi dan otot.
- Obat antivirus : untuk menghambat perkembangbiakan virus dengue.
- Transfusi darah atau plasma : jika penderita mengalami pendarahan hebat.
Labels: Demam Berdarah, RSI Sultan Agung Semarang