Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Jl. Raya Kaligawe KM. 4 Semarang,
Telp. 024-6580019,
Website : www.rsisultanagung.co.id, E-mail : rs@rsisultanagung.co.id
Makan secara berlebihan membuat otak jadi rusak, sehingga menyulut rangkaian kerusakan yang dapat mengakibatkan diabetes, sakit jantung dan penyakit lain, kata beberapa peneliti AS, Kamis.
Makan terlalu banyak tampaknya mengaktifkan jalur sistem kekebalan tubuh yang biasanya tak aktif di otak, dan mengerahkan sel kekebalan untuk menyerang dan merusak penyerang yang tak ada di sana, kata Dongsheng Cai dari University of Wisconsin-Madison dan rekan-rekannya.
Temuan tersebut, yang dilaporkan di jurnal Cell, dapat membantu menjelaskan mengapa kegemukan mengakibatkan demikian banyak penyakit yang beragam. Itu juga dapat menawarkan cara untuk mencegah kegemukan itu sendiri.
"Jalur ini biasanya ada tapi tak aktif di otak," kata Cai dalam satu pernyataan, seperti dilaporkan Reuters.
Kegemukan adalah masalah global yang terus berkembang. Sebanyak 1,8 miliar orang diperkirakan memiliki kelebihan berat badan atau kegemukan pada 2007. Obat-obatan yang sejauh ini dipasarkan untuk memerangi kegemukan hanya memiliki keberhasilan terbatas dan, seringkali, menimbulkan dampak samping yang parah.
Tem Cai melakukan percobaan pada tikus, dalam upaya menjelaskan berbagai studi yang telah memperlihatkan bahwa kegemukan mengakibatkan radang kronis di seluruh tubuh. Radang itu ditemukan di sejumlah penyakit yang berkaitan dengan kegemukan, termasuk sakit jantung dan diabetes.
Semua itu terkumpul pada zat yang dikenal dengan nama IKKbeta/NK-KappaB.
Sel-sel kekebalan tubuh seperti "macrophages" dan "leukocytes" memanfaatkannya tapi tim Cai mendapatinya di dalam "hyphothalamus", bagian otak yang berhubungan dengan metabolisme pada tikus dan manusia.
"Hyphothalamus adalah `markas` bagi pengaturan energi," tulis mereka. Mereka mendapati sangat banyak zat di sana tapi itu biasanya tak aktif.
Ketika mereka memberi tikus makanan berkadar lemak tinggi, zat itu menjadi sangat aktif. Dan ketika zat tersebut aktif, badan mengabaikan isyarat dari "leptin", hormon yang biasanya membantu mengatur nafsu makan, dan insulin, yang membantu mengubah makanan jadi energi.
Merangsang IKKbeta/NK-kappaB membuat tikus makan lebih banyak, sementara menekannya membuat hewan tersebut makan lebih sedikit.
Cai percaya timnya telah menemukan tombol utama bagi bermacam penyakit yang disebabkan oleh makan berlebihan. "Hyphothalamik IKKb/NF-kB dapat mendasari seluruh keluarga penyakit modern yang disebabkan oleh kelebihan gizi dan kegemukan," tulis timnya.
Cai tak mengetahui mengapa zat itu akan berada di otak dan di sistem kekebalan tubuh tapi menduga zat tersebut berkembang sudah lama di dalam tubuh makhluk primitif yang tak memiliki sistem kekebalan tubuh yang sama canggihnya dengan hewan modern, termasuk tikus dan manusia.
"Itu diperkirakan memainkan peran dalam membimbing daya tahan kekebalan tubuh," kata Cai dalam suatu wawancara telefon. "Di dalam masyarakat saat ini, jalur ini digerakkan oleh bermacam tantangan lingkungan hidup --kelebihan gizi."
"Melumpuhkan" gen tersebut dengan menggunakan rekayasa genetika membuat tikus makan secara normal dan mencegah kegemukan. Itu tak dapat dilakukan pada manusia tapi Cai percaya satu obat, atau bahkan terapi gen, mungkin berhasil.
Dengan terapi gen, satu virus atau yang lain yang disebut "vector" digunakan untuk memperbaiki DNA ke dalam tubuh, tapi pendekatan tersebut masih bersifat percobaan.
visite our website : http://www.rsisultanagung.co.id/
Labels: Ganguan Otak, RSI Sultan Agung Semarang